Minggu, 18 November 2018
5 Langkah Mudah Untuk Mengatur Pencarian Kerja Anda
5 Langkah Mudah Untuk
Mengatur Pencarian Kerja Anda
Kamu akan kewalahan jika terlalu
asik berburu pekerjaan dan berusaha melacak semua pelamaran yang dikirim,
jadwal interview dan apa saja yang berhubungan dengan hal tersebut. Hebat jika
kamu bisa menjaga ritme yang produktif saat berburu pekerjaan, penting juga
untuk melakukan pendekatan secara sistematik dan terorganisir. Tujuan akhir
setiap kandidat adalah untuk mendapatkan “ya” dari HRD, tapi untuk sampai
kesana seseorang harus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
target tersebut. Untuk itu kamu harus tahu cara mengelola dan mengatur
pencarian kerja.
Bertentangan dengan opini publik, jangan jadikan hal ini
sebuah permainan. Meski kadangkala keadaan mengharuskan kita untuk melamar
setiap lowongan pekerjaan dan menerima setiap penawaran yang menghampiri, tapi
mereka yang punya tujuan karier jangka panjang harus mempunyai rencana yang
jelas. Dengan melakukan pendekatan yang lebih selektif akan lebih mudah untuk
mengatur pencarian pekerjaanmu dan memberikan yang baik saat proses pelamaran.
Mulai dari mana? Berikut 6 cara sederhana untuk mengatur
pencarian kerjamu untuk hasil terbaik.
Pertama kamu harus menentukan
tujuan kariermu. Apakah kamu ingin mendapatkan
pengalaman bekerja secara langsung dan memantapkan kepercayaan diri pada saat
ini? Atau kamu punya ambisi tertentu yang ingin kamu capai dalam beberapa tahun
ke depan?
Banyak orang mungkin mengatakan bahwa kamu harus tahu apa
yang kamu inginkan pada 5 tahun mendatang, kenyataannya sering tidak berjalan
sesuai rencana. Jadi, perlu punya rencana tapi sama petingnya untuk tetap
fleksibel untuk berubah arah jika ada alasan yang kuat.
Dikatakan bahwa seseorang perlu menentukan tujuan karier
jangka pendek agar bisa melamar pekerjaan yang tepat dengan perusahaan yang
tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
mencobanya. Harus aktif, jangan
pasif.
#2 Visualisasikan perusahaan idealmu
Sama pentingnya dengan memiliki
tujuan karier yang jelas, kamu juga harus mempunyai pandangan yang jelas
tentang perusahaan yang ideal. Lingkungan kerja seperti apa yang kamu inginkan?
Budaya kerja seperti apa yang cocok dengan kepribadian dan nilaimu? Seandainya
kamu belum menyadarinya, berikut 5 langkah umum penyesuaian budaya yang
berpengaruh di perkembangan kariermu.
Bekerja bersama dengan rekan yang memiliki pemikiran
yang sejalan akan mengispirasi dan memotivasi, berbeda jika sebaliknya. Dalam
hal ini, penting untuk mengidentifikasi apakah kamu lebih suka bekerja di
lingkungan kerja yang dinamis dan sosial atau kamu seorang introvert yang lebih
suka bekerja secara mandiri dengan minimnya interaksi sosial. Berikut panduan
berguna untuk membantumu memilih perusahaan yang tepat.
#3 Gunakan pendekatan yang memiliki
target
Hanya karena kamu fresh graduate bukan berarti kamu harus
mengambil penawaran kerja yang pertama kamu terima. Kamu akan lebih bahagia
bekerja pada perusahaan yang cocok, dalam lingkungan yang menginspirasi dan
memotivasi kamu untuk belajar dan berkembang.
Buat list singkat perusahaan yang memiliki kualitas yang
kamu cari, terlepas dari apakah mereka memiliki lowongan pekerjaan saat ini.
Ini untuk membuat namamu dikenal di luar sana dan membangun jaringan
profesional. Berinisiatif dengan mengirimkan lamaran pekerjaan mungkin bisa
membuat HRD terkesan dan menyimpan resume mu dalam filenya. Mungkin mereka
tidak langsung menghubungi, tapi segera. Intinya adalah kamu tidak akan pernah
tahu sebelum mencobanya. Harus aktif, jangan pasif.
#4 Lakukan uji kelayakan pada daftar
singkat perusahaan pilihanmu
Sebagai bagian
dari prosespengecekan, kamu perlu melakukan uji kelayakan pada daftar singkat
perusahaan pilihanmu. Kamu harus mencari review perusahaan tersebut secara
online, memantau obrolan mengenai perusahaan tersebut pada media sosial, forum
online dan grup chat. Untuk kalian yang masih awam terhadap review perusahaan,
berikut ini 5 tips untuk menganalisa review dan menggunakannya dalam perburuan
pekerjaan.
#5 Atur perburuan pekerjaanmu dengan cara cerdas
Mulai dengan daftar sederhana untuk
setiap lamaran pekerjaan. Tambahkan item tindakan seperti:
a) Lakukan penelitian budaya
perusahaan melalui
* Review
perusahaan secara online
* Obrolan pada
media sosial
* forum online
b) Siapkan resume dan surat
lamaran pekerjaan yang disesuaikan untuk
setiap lowongan
c) Lacak nama perusahaan dan
detail kontaknya
d) Kirim email pribadi yang berisi surat
lamaran pekerjaan dengan tautan atau lampiran resume dan portofolio
Kamu juga bisa menggunakan alat bantu seperti Huntr yang
di desain khusus untuk perburuan pekerjaan yang memudahkan mengatur dan melacak
status dari setiap lamaran pekerjaan, detail kontak perusahaan, status
aplikasi, tanggal dan waktu interview, status interview, dll.
Sebetulnya mudah mengatur pencarian pekerjaan jika kamu
tahu caranya. Ini semua tentang menggunakan pendekatan yang tepat,
tetap mendapat informasi dan memanfaatkan teknologi.
Sumber :
CV Harus Gmna ?
7 Kesalahan Yang Biasa
Dilakukan Saat Membuat CV
Ini adalah kenyataan yang terjadi pada
setiap negara di dunia saat ini. Hanya dengan
berpendidikan tinggi, keahlian dan pengalaman yang relevan sudah tidak
mencukupi – yang terpenting adalah kesan bagi HRD yang kamu ciptakan pada CVmu. Penyajian, relevansi isi, kejelasan dan personalisasi –
faktor-faktor penting inilah yang biasanya diabaikan oleh pencari kerja yang
menentukan nasib sebuah CV.
Apakah kamu melakukan
kesalahan-kesalahan berikut? Mungkin karena hal inilah kamu belum
dipanggil interview:
1. Tidak Ada Pernyataan Intro
CV yang efektif harus dimulai dengan
penyataan intro yang jelas dan ringkas. Maksudnya mampu memberikan gambaran latar belakang profesionalmu dan menjelaskan
apa yang kamu sukai. Hal ini akan membuat CV menjadi lebih
manusiawi sehingga HRD bisa terhubung dengan kamu pada tingkat yang lebih
dalam.
2.
Informasi Yang Berlebihan
Kamu mungkin memiliki pengalaman
10 tahun, tapi tidak perlu mencatat detailnya. Informasi yang berlebihan
menyebabkan pembaca kehilangan minat. Lebih sedikit itu lebih baik. Buat agar resume tetap sederhana, ringkas dan
relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar.
Tempatkan dirimu pada posisi HRD (atau tanyakan pada teman yang netral untuk
meninjau CVmu), dan jujurlah pada diri sendiri. Apakah CVmu menarik atau
relevan? Jika tidak, hapus.
3.
Prestasi Yang Tidak Jelas
Saat menjelaskan pencapaian,
kamu harus jelas dan spesifik.
Jauhkan kata kerja yang lemah seperti “mengurus” dan “mengkoordinasikan” –
kata-kata ini terlalu umum. Gunakan kata kerja yang kuat seperti
“memprakarsai”, “mempelopori”, “mengawasi”, dan sebisa mungkin gunakan angka
untuk mengukur pencapaian. Katakan kamu meningkatkan penjualan X% atau
berhasil menyelesaikan dalam 24 jam dari 3 hari waktu yang ditetapkan, dengan
demikian memberikan ilustrasi yang lebih jelas mengenai kemampuanmu pada HRD.
4.
Kurangnya Kepribadian
HRD sering mencari petunjuk mengenai
kepribadian calon pegawai dalam CV, disamping
kemampuan dan pengalaman yang biasanya seperti
bakat artistik, bakat kewirausahaan atau sesuatu yang lain. Jika
kamu tidak pandai menulis, mintalah copy writer untuk mengerjakannya karena CVmu memiliki satu tugas yang
sederhana yaitu memberikanmu sebuah interview.
5.
Konten Yang Tidak Relevan
Membuat CV yang ringkas dan mengunakan
poin dapat meningkatkan minat HRD untuk tetap membaca CVmu sampai selesai. Kurangi
penggunaan istilah teknis sebanyak mungkin – istilah cenderung tidak jelas dan
membingungkan yang dapat menyebabkan HRD berhenti membaca.
Selalu memandang CV dari sudut pandang
HRD – apakah ada sesuatu yang bisa menghubungkan pengalaman kerja tertentu
dengan lamaran pekerjaan? Jika kemampuan tidak berhubungan dengan pekerjaan
yang kamu lamar, ringkasan singkat akan cukup. Fokus pada informasi yang paling tepat diawal dan jaga agar tetap
pendek dan manis.
6.
Tidak Layak Untuk Dibaca
Apakah CVmu dipenuhi dengan paragraf
yang panjang dan penuh dengan kata-kata? Apakah kamu menggunakan format
tebal dan format miring untuk menyorot kata kunci dan frasa? Apakah ada spasi
yang cukup antar bagian dan paragraf agar tetap bersih dan nyaman untuk dibaca?
Apakah ada ukuran hurufnya terlalu besar atau telalu kecil?
Kelayakan untuk dibaca merupakan faktor
penting yang bisa membuat pembaca tetap membaca. Kamu harus membuat CV
semudah mungkin untuk diarahkan – saat membuat
kesan positif pengalaman membaca sama pentingnya dengan kualitas isi.
7.
Kesalahan
Ejaan dan Gramatikal
Terakhir, selalu gunakan pemeriksaan
ejaan dan terkoreksi sebelum mengirimkannya. Tidak ada yang lebih tidak profesional daripada menyerahkan CV yang
penuh dengan kesalahan ejaan dan gramatikal. Jangan
lakukan kecerobohan dengan tidak peduli untuk memeriksa ejaan yang ada
dalam CVmu.
Jika kamu tidak fasih berbahasa
Inggris, minta teman untuk membantu atau seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, minta copy writer untuk mengerjakannya. Calon pemberi kerja akan menghargai komitmen
dan usahamu dengan memberikan bonus nilai. Ingatlah, CVmu hanya memiliki 1
tugas: untuk membawa kakimu ke depan pintu HRD.
Sumber :
Kamis, 15 November 2018
CURI START
Curi Start
Keriaan dan kebahagiaan hari kelulusan/
wisuda hanya akan berlangsung sehari.
Perayaan sesungguhnya akan keberhasilan
kita dalam menempuh pendidikan, meraih prestasi, bukan dibuktikan melalui kemewahan
acara, acara kelulusan/wisuda maupun
kebesaran seragam toganya, melainkan ditunjukkan dalam seberapa cepat kita dapat
berkarya dan meraih prestasi di kehidupan nyata.
JADI, bagi kita yang sedang berada dalam
euphoria selesainya menempuh pendidikan, kita perlu menanamkan mindset bahwa kehidupan karier yang
sesungguhnya baru dimulai.
Disinilah segala kemampuan kita diuji, tidak hanya secara tertulis melalui secarik
kertas ijazah, tetapi juga kemampuan daya
tahan, sikap tidak lekas putus asa, dan kesungguhan hati yang akan menunjukkan kualitas
diri kita sebagai seorang yang siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Tidak mungkin kita sudah putus asa setelah
lamaran kerja ditolak berkali-kali. Apalagi mengeluhkan tidak adanya pengalaman
kerja, sementara kita memang belum pernah bekerja. Kita seharusnya bisa menelaah, kelebihan apa yang bisa ditonjolkan seorang
Fresh Graduate sehingga ia bisa mempunyai
daya saing yang kuat di antara teman-temannya. Mengapa yang satu lebih cepat direkrut
oleh perusahaan, bahkan kadang kala ia mendapatkan tawaran menarik dari beberapa
perusahaan sekaligus, sementara yang lain tidak juga kunjung mendapatkan respons
meskipun sudah mengirimkan berpuluh-puluh lamaran dan mengikuti banyak proses
seleksi.
Sesungguhnya, penting untuk diingat oleh para Fresh
Graduate bahwa mereka tidak bersaing dengan orang-orang berpengalaman,
tetapi justru rekan-rekan sebayanya.
Perusahaan yang membuka kesempatan bagi Fresh
Graduate untuk melamar pastilah memahami bahwa mereka belum memiliki pengalaman
bekerja secara formal. Namun, kesiapan seorang Fresh Graduate untuk memasuki dunia kerja dapat dilihat dari sikapnya menghadapi wawancara pengalamannya
dalam “mengisi” dirinya sendiri selama duduk di bangku sekolah di luar tugas-tugas
pendidikannya yang menempa dia menjadi individu yang lebih matang dalam membangun
relasi dengan orang lain, serta cara ia memahami “bisnis” organisasi tempatnya melamar
sehingga ia siap berkontribusi terhadap pengembangan bisnis tersebut. Secara Kuantitif, persaingan pasti lebih keras
karena jumlah lulusan setiap tahunnya semakin bertambah dengan perbandingan jumlah
lowongan pekerjaan yang jauh lebih sedikit karena perusahaan juga terus melakukan
efisiensi. Jadi, meningkatkan daya saing, berupaya agar menonjol, dan menarik hati
perekrut adalah hal terpenting.
Tonjolkan
Diri
Bagaimana dengan angka yang dihasilan
selama belajar di universitas? Angka tersebut memang menjadi bahan
pertimbangan. Namun, mengingat derajat kesulitan yang berbeda-beda di setiap
perguruan tinggi, lembaga perekrut biasanya tidak semata mengandalkan angka
prestasi belajar. Mau tidak mau upaya dan kesiapan mental si Fresh Graduate memang perlu ditempa
secepat mungkin, bahkan ketika masih di bangku kuliah.
Selain rekor nilai dan angka
pendidikan, sebetulnya kita bisa meningkatkan daya saing di antara teman-teman
kita. Kita bisa bertanya pada diri sendiri sukses-sukses kecil apakah yang
sudah pernah tercatat dalam sejarah karier kita. Terkadang, kita lupa atau
bahkan tidak menyadari kejadian dan peristiwa yang pernah kita menangkan,
tetapi tidak kita simpan dalam benak, apalagi secara tertulis. Padahal,
nyata-nyata formulir lamaran kerja meminta kita untuk mencantumkan pengalaman
prestasi, kepemimpinan, dan berorganisasi yang pernah diraih. Kita pun tidak
bisa menyepelekan media social yang menjadi sarana untuk berkenalan, berkawan,
menjadi anggota komunitas, bertatap muka, bahkan berlatih untuk bersosialisasi.
Kebiasaan ini memupuk kompetensi kita untuk berhubungan dengan orang lain,
berorganisasi, dan berkolaborasi. Ini akan menjadi modal untuk member nilai
lebih pada rekor kita.
Sikap Itu
Sangat Penting
Pernah ada teman yang menerangkan
mengapa ia memilih seorang Fresh Graduate
dibandingkan calon lain yang berpengalaman. Ia mengatakan bahwa calon
tersebut terkesan “Serba mau”. Kita lihat bahwa calon ini memiliki potensi
untuk bisa mengalahkan rekannya yang berintelegensi lebih tinggi karena
sikapnya. Hal seperti inilah yang sering tidak disadari oleh para Fresh Graduate. Di lain kesempatan,
pernah ada seorang calon karyawan yang tidak merespons panggilan berikutnya
dalam proses seleksi karena ia merasa panitia rekrutmen tidak professional
ketika ia disuruh menunggu berjam-jam dan ternyata interview hanya berlangsung
kurang dari 30 menit. Sampai saat ini ia belum juga menemukan pekerjaan yang
tepat untuk dirinya.
Kita memang tidak boleh memelihara
sikap putus asa, justru sebaliknya mengembangkan sikap terbuka dan fleksibel.
Apa salahnya menunggu berjam-jam untuk suatu pekerjaan yang kita ingini dan
sukai? Lagi pula, perusahaan memang leluasa memilih para calon dan menginginkan
sikap fleksibel, tuntas, dan berani susah. Oleh karenanya, sebagai calon
karyawan, bahkan nantinya ketika sudah menjadi karyawan dan manajemen puncak,
kita perlu membiasakan sikap “Under
promise and over deliver”.
Memang dalam proses rekrutmen,
pewawancara bisa terpengaruh perasaan: bisa jatuh cinta atau sebaliknya tidak
suka. Ini sering kali disebabkan rasa atau naluri yang dating dari pencarian Chemistry antara si pewawancara dan yang
diwawancara. Seandainya kita punya kebiasaan bersikap manis ke orang lain,
getaran positiflah yang terpancar, dan proses interview biasanya berjalan
mulus, dengan kesempatan untuk meraih hasil positif lebih besar. Jadi, sejak remaja, being nice perlu kita pelihara:
silaturahmi, senyum, menolong, dan ringan tangan yang memang tidak dipelajari
di sekolah mana pun. Selain menyenangkan, sikap ini bisa mengurangi ketegangan
kita.
Kemampuan lain adalah memprioritaskan
pekerjaan yang ada seninya tersendiri. Ini perlu kita cek, tanyakan, bahkan
amati di lingkungan kerja kita yang baru. Dengan bersiap mengerjakan pekerjaan
yang penting dan Urgent ketika
dibutuhkan, kita terkesan sebagai orang terampil. Walaupun tidak semua
pekerjaan kita suka, dengan memilih dan mendahulukan tugas yang penting, kita
mempunyai kesiapan mental yang bisa berpengaruh positif pada diri kita. Kita
lihat “kewarasan” dan kedewasaan tidak selamanya sejalan dengan usia. Kita
berlu berorientasi pada solusi dengan tidak mengeluh terus dan membiarkan
masalah terbuka baik dalam tugas, pekerjaan, bahkan hidup pribadi sehari-hari.
Kita akan terkesan sebagai orang yang lebih dewasa, positif dan bertanggung
jawab. Nah, mari betulkan CV dan portofolio kita dengan menyisipkan sikap
positif, suka bekerja, dan kematangan di dalamnya.
Senin, 12 November 2018
Langganan:
Postingan (Atom)